بِسْــــــــــــــــــمِ
اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم .
Alhamdulillah...setinggi-setinggi kesyukuran dipanjatkan
hanya untukNya.
ALLAH Yang Maha Teguh.
1. Beriman dan beramal salih.
“Siapa yang beramal salih baik laki-laki ataupun perempuan dalam keadaan ia
beriman, maka Kami akan memberikan kepadanya kehidupan yang baik dan Kami akan
membalas mereka dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang mereka
amalkan.” (An-Nahl: 97)
Ibnu ‘Abbas RA meriwayatkan bahawa sekelompok ulama mentafsirkan bahawa
kehidupan yang baik (dalam ayat ini) ialah rezeki yang halal dan baik (halalan
tayyiban). Sayidina Ali pula mentafsirkannya dengan sifat qana’ah (merasa
cukup). Ali bin Abi Thalhah dari Ibnu ‘Abbas, meriwayatkan bahawa kehidupan
yang baik itu adalah kebahagiaan.
2. Banyak mengingat Allah .
Dengan berzikir kita akan mendapat kelapangan dan ketenangan sekali gus bebas
daripada rasa gelisah dan gundah gulana. Firman Allah:
“Ketahuilah dengan mengingat (berzikir) kepada Allah akan tenang hati itu.”
(Ar-Ra’d: 28)
3. Bersandar kepada Allah.
Dengan cara ini seorang hamba akan memiliki kekuatan jiwa dan tidak mudah putus
asa dan kecewa. Allah berfirman:
“Siapa yang bertawakal kepada Allah maka Allah akan mencukupinya.” (Ath-Thalaq:
3)
4. Sentiasa mencari peluang berbuat
baik.
Berbuat baik kepada makhluk dalam bentuk ucapan mahupun perbuatan dengan ikhlas
dan mengharapkan pahala daripada Allah akan memberi ketenangan hati.
Firman-Nya:
“Tidak ada kebaikan dalam kebanyakan bisikan-bisikan mereka kecuali
bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh ( manusia) untuk bersedekah atau
berbuat kebaikan dan ketaatan atau memperbaiki hubungan di antara manusia.
Barang siapa melakukan hal itu karena mengharapkan keredaan Allah, nescaya
kelak Kami akan berikan padanya pahala yang besar.” (An-Nisa: 114)
5. Tidak panjang angan-angan tentang
masa depan dan tidak meratapi masa silam.
Fikir tetapi jangan khuatir. Jangan banyak berangan-angan terhadap masa depan
yang belum pasti. Ini akan menimbulkan rasa gelisah oleh kesukaran yang belum
tentu datang. Juga tidak terus meratapi kegagalan dan kepahitan masa lalu
karena apa yang telah berlalu tidak mungkin dapat dikembalikan semula.
Rasulullah SAW bersabda: “Bersemangatlah untuk memperoleh apa yang bermanfaat
bagi mu dan minta tolonglah kepada Allah dan janganlah lemah. Bila menimpa mu
sesuatu (dari perkara yang tidak disukai) janganlah engkau berkata: “Seandainya
aku melakukan ini nescaya akan begini dan begitu,” akan tetapi katakanlah:
“Allah telah menetapkan dan apa yang Dia inginkan Dia akan lakukan,” karena
sesungguhnya kalimat ‘seandainya’ itu membuka amalan syaitan.” (HR. Muslim)
6. Melihat “kelebihan” bukan
kekurangan diri.
Lihatlah orang yang di bawah dari segi kehidupan dunia, misalnya dalam kurniaan
rezeki karena dengan begitu kita tidak akan meremehkan nikmat Allah yang
diberikan Allah kepada kita. Rasulullah SAW bersabda:
“Lihatlah orang yang di bawah kamu dan jangan melihat orang yang di atas kamu
karena dengan (melihat ke bawah) lebih pantas untuk kamu tidak meremehkan
nikmat Allah yang dilimpahkan-Nya kepada kamu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
7. Jangan mengharapkan ucapan terima kasih manusia.
Ketika melakukan sesuatu kebaikan, jangan mengharapkan ucapan terima kasih
ataupun balasan manusia. Berharaplah hanya kepada Allah. Kata bijak pandai,
jangan mengharapkan ucapan terima kasih kerana umumnya manusia tidak pandai
berterima kasih. Malah ada di antara hukama berkata, “sekiranya kita mengharapkan
ucapan terima kasih daripada manusia nescaya kita akan menjadi orang yang sakit
jiwa!”. Firman Allah:
“Kami memberi makan kepada kalian hanyalah karena mengharap wajah Allah, kami
tidak menginginkan dari kalian balasan dan tidak pula ucapan terima kasih.” (Al
Insan: 9)
❁Kami perlukan ALLAH S.W.T dalam hidup kami ❁